Tuesday, August 26, 2014

Berita Kesehatan 8.30 Pagi, Waktu Ideal Masuk Sekolah Bagi Murid SMP dan SMA

Berita Kesehatan 8.30 Pagi, Waktu Ideal Masuk Sekolah Bagi Murid SMP dan SMA Jakarta, Waktu masuk sekolah pukul 7 pagi dinilai pakar mengancam kesehatan anak, terutama anak usia remaja. Pakar mengatakan bahwa masuk terlalu pagi akan membuat anak kekurangan tidur, yang berefek langsung pada kesehatan tubuh dan mentalnya.




Dr Judith Owens dari American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan bahwa perubahan hormon akibat pubertas membuat remaja sulit tidur. Sehingga ada baiknya jika waktu masuk sekolah dimundurkan satu hingga dua jam.

"Kita semua mengakui bahwa merubah waktu masuk sekolah merupakan tantangan karena melibatkan banyak pihak. Akan tetapi, kami menyarankan hal ini sebagai bentuk tanggung jawab masyarakat kepada kesehatan fisik dan mental populasi secara keseluruhan," tutur Owes seperti dikutip dari Reuters, Rabu (27/8/2014).

Dilanjutkannya bahwa gangguan hormon ketika pubertas membuat remaja sulit tidur sebelum pukul 11 malam. Sehingga jika sekolah masuk jam 7 pagi, anak harus bangun minimal pukul 5 atau 6, yang menyebabkan waktu tidurnya tidak sampai 8-9 jam, waktu tidur minimal bagi anak untuk tetap sehat.

Argumentasi Owens soal kesehatan fisik dan mental yang diakibatkan kurang tidur pada remaja memang berasalan. Banyak penelitian yang mengatakan bahwa kurang tidur meningkatkan risiko terserang depresi, gangguan kecemasan, obesitas hingga kecelakan bermotor.

Selain soal kesehatan, Owens juga mengatakan manfaat lain pemunduran waktu masuk sekolah adalah meningkatkan konsentrasi siswa, yang berdampak secara langsung pada kemampuan belajar dann tentunya nilai akademik.

"Selain itu, memundurkan waktu masuk sekolah juga akan mengurangi siswa absen atau bolos sekolah karena kesiangan," ungkapnya lagi.

Meski begitu, ia tak menutup kemungkinan bahwa usulan ini akan ditentang oleh banyak pihak. Oleh karena itu, langkah pertama yang dilakukannya adalah memberikan pemahaman soal pentingnya waktu tidur yang cukup bagi remaja kepada orang tua, guru serta perawat di sekolah.

"Dengan begitu kami berharap agar para orang tua murid dan sekolah dapat mempertimbangkan hal ini. Meski kami sulit untuk dipertimbangkan bahkan oleh pihak pemerintah," tutupnya.

No comments:

Post a Comment